Dijuluki ‘Raja Dangdut’, Rhoma Irama masih dianggap sebagai salah satu seniman paling penting yang membantu membentuk dan menyajikan dangdut modern kepada khalayak luas Indonesia.
Dengan aransemen musik unik yang menggabungkan dangdut dengan sedikit rock, Rhoma Irama membawakan lagu-lagu gres yang membuatnya tetap terkenal dan relevan di luar ketenarannya di tahun 1990-an.
Albumnya tersebar luas di seluruh Indonesia, bersama dengan banyak film yang dibintanginya. Juga dikenal sebab karisma keagamaan dan politiknya, Rhoma Irama sering memberikan pesan agama melalui karya-karyanya.
Berikut kumpulan MP3 lagu Rhoma Irama terbaik dari album paling terkenal sepanjang masa.
🎧 Khusus pengguna HP : Tekan Listen in Browser untuk memutar musik mp3.
▹ Lihat : Cara Download Koleksi Lagu MP3 Dibawah ini
1. Ani
Ani, Ani
Sungguh saya tahu kau rindu padaku
Ani, Ani
Engkau juga tahu ku rindu padamu
Tetapi untuk sementara biarlah berpisah
Ku pergi sebab terpaksa demi cita-cita
Ani, Ani
Tabahkan hatimu, saya juga rindu
Reff:
Ini semua saya lakukan demi cinta
Cintaku kepadamu, Ani, cinta yang suci
Nanti bila sudah tercapai cita-cita
Baru saya akan kembali padamu, Ani
Sabarlah sayang, tunggu ku pulang
Sabarlah sayang, tunggu ku pulang
Ani, Ani
Sungguh aku…
2. Bahtera Cinta
Beredar sang bumi mengitari matahari
Merangkaikan waktu tahun-tahun berlalu
Namun cintaku tak ‘kan pernah berubah
Masa demi masa
Kita berdua tak ‘kan pernah berpisah
Baur dalam cinta
Berlayar perahu mengharungi samudera
Mencapai tujuan nun di pantai harapan
Badai dan gelombang yang tiba merintang
Tak ‘kan merubah haluan cita-cita
Padamu nakhoda kutambatkan cinta
Bawalah daku ke pulau bahagia
Beredar sang bumi mengitari matahari
Merangkaikan waktu tahun-tahun berlalu
Namun cintaku tak ‘kan pernah berubah
Masa demi masa
Kita berdua tak ‘kan pernah berpisah
Baur dalam cinta
Berlayar perahu mengharungi samudera
Mencapai tujuan nun di pantai harapan
3. Begadang
Begadang jangan begadang
Kalau tiada artinya
Begadang boleh saja
Kalau ada perlunya
Begadang jangan begadang
Kalau tiada artinya
Begadang boleh saja
Kalau ada perlunya
Kalau terlalu banyak begadang
Muka pucat sebab darah berkurang
Bila sering kena angin malam
Segala penyakit akan gampang datang
Darilah itu sayangi badan
Jangan begadang setiap malam
Begadang jangan begadang
Kalau tiada artinya
Begadang boleh saja
Kalau ada perlunya
Kalau terlalu banyak begadang
Muka pucat
4. Camelia
Camelia, Camelia
Camelia, Camelia
Kau gadis yang malang penuh penderitaan
Tabahkan hatimu itu hanya cobaan
Camelia, Camelia
Camelia, Camelia
Kau dilahirkan ke dunia membawa derita duka
Kau dilahirkan ke dunia dengan aneka derita
Tetapi senyumlah coba senyumlah
Dalam menghadapi semua duka
Camelia, Camelia
Camelia, Camelia
Lupakanlah itu beban penderitaan
Hadapkan wajahmu menjelang masa depan
Camelia, Camelia
Camelia, Camelia
Camelia, Camelia
Camelia, Camelia
Lupakanlah itu beban penderitaan
Hadapkan wajahmu menjelang masa depan
Camelia, Camelia
5. Cuma Kamu
Cuma kau sayangku di dunia ini
Cuma kau cintaku di dunia ini
Tanpa kau sunyi kurasa dunia ini
Tanpa kau hampa kurasa dunia ini
Cuma kau sayangku di dunia ini
Cuma kau cintaku di dunia ini
Tiada kalimat sanggup melukiskan
Betapa cintaku kepada dirimu
Tiada menyerupai sebagai umpama
Betapa sayangku kepada dirimu
Itu sanggup kurasa dari belai tanganmu
Itu sanggup kurasa dari pandang matamu
6. Darah Muda
Darah muda darahnya para remaja
Yang selalu merasa gagah
Tak pernah mau mengalah
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
Darah muda
Biasanya para remaja
Berpikirnya sekali saja
Tanpa menghiraukan akibatnya
Wahai mitra para remaja
Waspadalah dalam melangkah
Agar tidak menyesal akhirnya
Darah muda darahnya para remaja
Yang selalu merasa gagah
Tak pernah mau mengalah
Darah muda
7. Dawai Asmara
Dawai asmara bergetar syahdu
Mengalunkan senandung rindu
Belaian mesra membuai jiwa
Tak terlukiskan bahagia
Hanyut dalam gelora cinta
Hanyut di dalam suka cita
Tenggelam dalam madu cinta
Tenggelam di dalam bahagia
Dawai asmara bergetar syahdu
Mengalunkan senandung rindu
Belaian mesra membuai jiwa
Tak terlukiskan bahagia
Syair para pujangga mengabadikan cinta
Hati para cukup umur niscaya tersentuh cinta
Ada yang lembut dan manja, Cinta menciptakan terlena
Ada kala bergelora, Bak debur ombak samudera
Pesona cinta menggapai sukma
Menjanjikan sejuta indah
Terbit selera tergugah jiwa
‘Tuk menyemaikan benih cinta
Semoga putik ‘kan berbunga
Semoga panggil ‘kan berjawab
‘Ku ingin hidup dengan cinta
‘Ku ingin selalu bersamanya
Pesona cinta menggapai sukma
Menjanjikan sejuta indah
Terbit selera tergugah jiwa
‘Tuk menyemaikan benih cinta
8. Gelandangan
Kering sudah rasanya air mataku
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Menangis menyesali jelek nasibku
Nasib jelek seorang tunawisma
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang saya makan
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang saya makan
Jembatan menjadi daerah perlindungan
Dari terik matahari dan hujan
Begitulah nasib yang saya alami
Entah hingga kapan hidup begini
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm hm-hm-hm
9. Judi
Judi (judi), menjanjikan kemenangan
Judi (judi), menjanjikan kekayaan
Bohong (bohong), kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Bohong (bohong), kalaupun kau kaya
Itu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupan
Judi (judi), meracuni keimanan
Pasti (pasti), sebab perjudian
Orang malas dibuai harapan
Pasti (pasti), sebab perjudian
Perdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman sanggup jadi murtad, apalagi yang awam
Yang menang sanggup menjadi jahat, apalagi yang kalah
Yang kaya sanggup jadi melarat, apalagi yang miskin
Yang senang sanggup jadi sengsara, apalagi yang susah
Uang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan
Itu cara sehat ‘tuk sanggup bertahan
Uang yang pas-pasan karuan ditabungkan
Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judi
Semuanya perbuatan keji
Apa pun nama dan bentuk judi
Jangan lakukan dan jauhi
Judi
10. Kata Pujangga
Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Taman suram tanpa bunga
Ada yang dicinta ulet bekerja
Entah apa entah siapa
Karena cinta jiwa gairah
Tanpa cinta hidup pun hampa
Ternyata amat utama adanya cinta
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Tapi jangan cinta buta
Soal cinta soal kita
Cinta kebutuhan manusia
Siapa saja memerlukannya
Karena cinta punya daya
Ternyata amat utama adanya cinta
Hai begitulah kata para pujangga
Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Yee… ha! Yeh!
11. Keramat
Hai manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan dan membesarkanmu
Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya
Dialah insan satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridla Ilahi sebab ridlanya
Murka Ilahi sebab murkanya
Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu
Bukannya gunung daerah kau meminta
Bukan lautan daerah kau memuja
Bukan pula dukun daerah kau menghiba
Bukan kuburan daerah memohon doa
Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua
12. Malam Terakhir
Malam ini malam terakhir bagi kita
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada
Esok saya akan pergi usang kembali
Kuharapkan semoga engkau sabar menanti
Esok saya akan pergi usang kembali
Kuharapkan semoga engkau sabar menanti
Aku akan sabar menanti kembali
Selamat jalan dan hingga jumpa lagi
Esok kita akan berpisah
Tentu hari-hari kan jadi sunyi
Esok kita akan berpisah
Tentu hari-hari kan jadi sunyi
Semakin usang kita berpisah
Semakin mesra untuk berjumpa
Malam ini malam terakhir bagi kita
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada
Kita akan berjumpa di dikala bahagia
Di dikala malam pesta perkawinan kita
Mengapa… Mengapa hatiku berdebar-debar
Seakan-akan ku ragu
Untuk merelakan kepergianmu kasih
Mengapa… Mengapa hatiku berkata-kata
Seakan-akan berbisik
Bahwa kita tidak akan berjumpa lagi
Kepergianku hanya untuk kembali
Kita berpisah untuk berjumpa lagi
Kecuali bila Tuhan menghendaki
Tentu saja kita harus rela hati
Karena kehendak-Nya itu yang terjadi
13. Penasaran
Kalau belum sanggup saya mendapatkan
Oh gadis cantik yang menjadi rebutan
Sungguh mati saya jadi penasaran
Sampai mati pun akan kuperjuangkan
Memang beliau yang paling manis
Di antara gadis yang manis
Aku pun tak merasa heran
Kalau beliau jadi rebutan
Sungguh mati saya jadi penasaran
Sampai mati pun akan kuperjuangkan
Semua orang absurd padanya
Semua orang berlomba-lomba
Untuk menerima kasih-sayangnya
Bermacam-macam cara pun dilakukan
Tidak ubahnya mirip perlombaan
Kalau saya belum sanggup mendapatkan
Oh gadis cantik yang menjadi rebutan
Sungguh mati saya jadi penasaran
Sampai mati pun akan kuperjuangkan
14. Pertemuan
Pertemuan yang kuimpikan sekarang jadi kenyataan
Pertemuan yang kudambakan ternyata bukan khayalan
Sakit sebab perpisahan sekarang telah terobati
Kebahagiaan yang hilang sekarang kembali lagi
Pertemuan yang kuimpikan sekarang jadi kenyataan
Pertemuan yang kudambakan ternyata bukan khayalan
Rindu yang selama ini sudah membeku
Mencair diterpa cinta dalam senandung
Cinta yang selama ini sudah menggunung
Tercurah sudah penuh dengan kemesraan
Tak ingin lagi berpisah
Cukup sekali berpisah
Tak ingin lagi merana
Cukup sekali merana
15. Piano
Pria:
Piano, mari main piano
Wanita:
Piano, mari main piano
Duet:
Menyanyi diiringi dengan piano
Menari diiringi dengan piano
Piano, mari main piano
Piano, mari main piano
Wanita:
Pak Guru
Pria:
Hm-hm?
Wanita:
Not ini apa namanya
Pria:
Yang mana?
Oh itu
Pria:
Re-la-la-fa-la-la-re
Wanita:
Pak Guru, yang ini apa namanya
Pria:
Yang mana lagi?
Oh
Pria:
Mi-do-do-sol-do-do-mi
Wanita:
Pak Guru, sekarang saya sudah tahu
Sekarang beri pelajaran baru
Pria:
Memang kau muridku yang nomor satu
Yang kusayangi selama hidupku
Wanita:
Pak Guru
Pria:
Hm?
Wanita:
Not ini apa namanya
Pria:
Coba yang mana?
Oh
Pria:
Re-la-la-fa-la-la-re
Wanita:
Pak Guru, yang ini apa namanya
Pria:
Yang mana?
Oh itu
Pria:
Mi-do-do-sol-do-do-mi
16. Syahdu
Pria:
Bila kau di sisiku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
‘Ku yakin ini semua perasaan cinta
Tetapi hatiku malu untuk menyatakannya
Bila kau di sisiku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
Pria:
Bila cintaku terbalas oh senang sekali
Tapi bila tak terbalas ‘ku tak sakit hati
Karena saya menyadari siapa ‘ku ini
Tak mungkin bagi dirimu menyintai diriku
Namun senang hatiku
Bila selalu bersamamu
Wanita:
Cintamu sudah terbalas semenjak usang sekali
Tapi kupendam selalu oh di lubuk hati
Ucapanmu yang kutunggu telah kudengar sendiri
Terimalah oh sayangku cinta pertama ini
Kini senang hatiku
Karena selalu bersamamu
Wanita:
Bila kau di sisiku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
‘Ku yakin ini semua perasaan cinta
Tetapi hatiku malu untuk menyatakannya
Duet:
Bila kau di sisiku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
17. Tabir Kepalsuan
Ternyata hatimu buta
Buta sebab tabir kepalsuan
Kucoba untuk tidak putus asa
Membuka mata hatimu
Kucoba menguakkan tabir
Penghalang cintamu dan cintaku
‘Ku tahu kau terjerat dan terbenam
Dalam kepalsuan
Cinta tak sanggup lagi membedakan
Siapa dan yang mana
Wahai angin pengembara
Terbangkan tirai penghalang di hatinya
Agar mencicipi getarannya jiwa
Wahai burung duta suara
Dendangkan lagu untuknya wacana cinta
Agar acuh akan hatiku yang lara
Apakah belum juga kau mengerti
Atau memang tiada cinta lagi
Telah kupaparkan segalanya padamu
Siapa diriku
Kini kuserahkan kepadamu untuk
Menentukan sikapmu
‘Kan kuterima itu walaupun hati
Pedih dan merana
Karena ‘ku tahu tak seorang pun bisa
Memaksakan cinta
Oh, oh, oh, oh
18. Kata Pujangga
Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Taman suram tanpa bunga
Ada yang dicinta ulet bekerja
Entah apa entah siapa
Karena cinta jiwa gairah
Tanpa cinta hidup pun hampa
Ternyata amat utama adanya cinta
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Tapi jangan cinta buta
Soal cinta soal kita
Cinta kebutuhan manusia
Siapa saja memerlukannya
Karena cinta punya daya
Ternyata amat utama adanya cinta
Hai begitulah kata para pujangga
Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Yee… ha! Yeh!
19. Kehilangan
Kalau sudah tiada gres terasa
Bahwa kehadirannya sungguh berharga
Sungguh berat saya rasa kehilangan dia
Sungguh berat saya rasa hidup tanpa dia
Kalau sudah tiada gres terasa
Bahwa kehadirannya sungguh berharga
‘Ku tahu rumus dunia semua harus berpisah
Tetapi kumohon tangguhkan, tangguhkanlah
Bukan saya mengingkari apa yang harus terjadi
Tetapi kumohon kuatkan, kuatkanlah
▹ Lihat juga: Kumpulan Mp3 Lagu Rhoma Irama dalam bentuk Playlist